81 research outputs found

    Penurunan Turbidity, Tss, Dan Cod Menggunakantepung Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Sebagai Nano Biokoagulan Dalampengolahan Air Limbah Domestik(grey Water)

    Full text link
    Pemanfaatan koagulan kimia dalam pengolahan limbah cair domestik mulai banyak digantikan dengan menggunakan biokoagulan yang lebih ramah lingkungan. Salah satu biokoagulan yang mulai digunakan dan diteliti adalah biokoagulan dari biji Asam Jawa (Tamarindus indica).Penelitian ini menggunakan Nano Biokoagulan Biji Asam Jawa dengan proses Jar testuntuk mengetahui a) dosis optimum biokoagulan, b) kecepatan optimum pengadukan cepat, dan c) efisiensi penurunan kadarTurbidity, TSS, dan CODair limbah domestik.Air limbahdomestik diambil pada saluran drainase kota di Jl. Singosari Raya (depan Politeknik Ilmu Pelayaran) pada kondisi musim Kemarau (Juli 2016). Variasi dosis nano biokoagulan biji Asam Jawa yang digunakan adalah 30 mg/L, 40 mg/L, 50 mg/L, dan 60 mg/L, dengan variasi kecepatan pengadukan cepat 100 rpm, 125 rpm, 150 rpm, 175 rpm, dan 200 rpm.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nano Biokoagulan Biji Asam Jawa berperan efektif dalam penurunan kadarTurbidity, TSS, dan COD air limbah domestik. Dosis optimum biokoagulan untuk penurunan Turbidity,TSS, dan COD berkisar dari 30 mg/L hingga40 mg/L. Kecepatan optimum pengadukan cepat untuk penurunan kadar Turbidity dan COD adalah 150 rpm, dan untuk TSS adalah 100 rpm. Efisiensi penurunan Turbidity mencapai 45,94%, TSS 64,29%, dan COD 61,02%

    Fluktuasi Iklim Mikro di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

    Get PDF
    Fluktuasi Iklim Mikro di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fluktuasi beberapa unsur iklim (suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan curah hujan) di Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Suhu udara rata-rata di dalam hutan sebesar 25,4°C dan di luar hutan sebesar 27,4°C. Kelembaban relatif rata-rata di dalam hutan lebih besar (91,6%) dibandingkan di luar hutan (83,9%). Intensitas cahaya maksimum sebesar 188.80 µmol tercapai pada pukul 12:00 dan intensitas cahaya minimum pada pukul 05:00, 06:00 dan 20:00 sebesar 0.00 µmol. Selama 30 hari pengamatan, tercatat 11 hari hujan dan curah hujan tertinggi sebesar 3 mm pada tanggal 2 Juni 2015

    ANALISIS WAKTU BERENANG GAYA BEBAS 200 METER PADA ATLET RENANG KELOMPOK UMUR IV HA AQUATIC SURABAYA

    Get PDF
    Olahraga renang merupakan olahraga air yang memerlukan beberapa faktor untuk mencapai prestasi yang maksimal, salah satu-nya yaitu adalah memiliki kapasitas aerobik yang baik. Renang merupakan olahraga individu yang bersifat terukur dan waktu sebagai acuannya. Penelitian ini menganalisis tentang hasil catatan waktu berenang gaya bebas 200 meter pada atlet KU IV HA aquatic Surabaya.                  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengelempokan kategori dari hasil catatan waktu berenang gaya bebas 200 meter pada atlet HA aquatic Surabaya berdasarkan kategori 2017-2019 National Age Group Motivational Times dan perbadingan dari hasil catatan waktu Indonesia Open Aquatic Swimming Championships 2019/PRAPON 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dan jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian ini menggunakan hasil data dari time trial 4 HA Aquatic Surabaya pada nomor 200 meter gaya bebas KU IV kategori putra dan putri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelempokan hasil catatan waktu berenang gaya bebas 200 meter pada atlet KU IV HA aquatic Surabaya berdasarkan 2017-2019 National Age Group Motivational Times dan perbadingan hasil catatan waktu dari Indonesia Open Aquatic Swimming Championships 2019/PRAPON 2020.   Kata Kunci: waktu berenang 200m, gaya beba

    PERENCANAAN AKADEMI KEPERAWATAN DI SAMARINDA DENGAN PENERAPAN LAMIN DAYAK DESA PAMPANG

    Get PDF
    Perkembangan di dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangat pesat. Semakin banyaknya minat pelajar untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi pada bidang kesehatan salah satunya jurusan keperawatan. Berdasarkan data dari Kemenkes pada tahun 2015, beberapa wilayah Kaltim, terutama di kota Samarinda masih belum memenuhi standar minimal perawat. Akan tetapi, kebanyakan kampus Akademi Keperawatan (AKPER) di Samarinda belum memiliki fasilitas dan kebutuhan ruang belajar mengajar hingga praktek yang sesuai standar, serta masih bergabung dengan jurusan kesehatan yang lain dan belum mencerminkan Lokal yang ada. Sehingga diperlukan sebuah sebuah bangunan yang di dalamnya hanya yang menerapkan karakteristik arsitektur lokal yang ada di Samarinda dan fasilitas lengkap di dalamnya. Melalui pengumpulan data melalui survey, analisis data dan landasan program, kemudian memproses data-data yang telah diperoleh sehingga tercipta suatu kawasan kampus Akademi Keperawtan (AKPER) yang lengkap fasilitasnya dan memiliki karateristik Lamin Dayak khas desa budaya Pampang, kota Samarinda

    Biomassa dan Cadangan Karbon Tiga Jenis Tumbuhan Herba (Cyclosorus interruptus, Nephrolepis biserrata, dan Digitaria didactyla) pada Periode Penyiangan Berbeda

    Get PDF
    The weeding duration influences the biomass and carbon content of herbaceous species. The objective of this study was to analyze the biomass and carbon content of three herbaceous species (Cyclosorus interruptus, Nephrolepis biserrata, and Digitaria didactyla) in terms of different wedding durations. The biomass of Cyclosorus interruptus that weeded for 2, 3, and 4 weeks were 26.50 grams, 35.50 grams, and 27.00 grams in a study plot sized 12 m2. Nephrolepis biserrata had biomass of 15.38 grams (weeding period of 2 weeks), 15.28 grams (weeding period of 3 weeks), and 19.90 grams (weeding period of 4 weeks). The biomass content of Digitaria didactyla were 76.67 grams, 74.00 grams, and 190.00 grams for weeding periods 2, 3, and 4 weeks, respectively. The carbon content of Cyclosorus interruptus with weeding periods of 2, 3, and 4 weeks were 0.062 tons/ha, 0.056 tons/ha, and 0.032 tons/ha, respectively. Nephrolepis biserrata had carbon contents of 0.067 tons/ha, 0.051 tons/ha, and 0.050 tons/ha in weeding periods 2, 3, and 4 weeks. Digitaria didactyla with the highest carbon content was weeded every 4 weeks (0.223 tons/ha), compared to weeding periods of 2 weeks (0.180 tons/ha) and 3 weeks (0.116 tons/ha)

    STRATEGI PENINGKATAN LAYANAN PERSAMPAHAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

    Get PDF
    Manusia merupakan salah satu produsen sampah utama di lingkungannya. Apabila sampah yang tidak dikelola dengan baik, berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan, seperti pencemaran tanah dan pencemaran air, peningkatan gas rumah kaca, menimbulkan bau yang tidak enak, mengurangi estetika dan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya timbulan sampah antara lain meningkatnya jumlah penduduk, perubahan kualitas hidup dan perubahan tingkat kebudayaan suatu masyarakat. Produksi timbulan sampah yang semakin meningkat tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah sarana prasarana dan personil pengelola sampah, sehingga menyebabkan pengelolaan sampah tidak optimal. Diperlukan evaluasi dan perumusan strategi serta kebijakan lanjutan dalam pengelolaan sampah. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Slawi dengan melakukan wawancara dan kuesioner dengan mengumpulkan data kepada 100 KK dan lembaga penyelenggara layanan persampahan. Analisa data menggunakan analisis deskriptif terhadap aspek regulasi, kelembagaan, teknis, finansial dan peran serta masyarakat. Dari hasil penelitian, diketahui sudah terdapat regulasi yang mengatur tentang pengelolaan sampah, namun demikian kebijakan dan strategi daerah pengelolaan sampah belum disusun. Tingkat layanan persampahan di Kecamatan Slawi termasuk rendah dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah sedang. Berdasarkan analisa SWOT terhadap strategi dan kebijakan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan layanan persampahan adalah : (1) Peningkatan cakupan layanan persampahan melalui optimasi pemanfataan dan pengadaan sarana prasarana sampah; (2) Penyusunan Peraturan Pelaksana Perda No. 06 Tahun 2017 dan penyusunan Masterplan Sistem Pengelolaan Sampah sebagai landasan dan acuan pelaksanaan pengelolaan persampahan; (3) Sosialisasi pengelolaan sampah dalam pelaksanaan program 3R terhadap masyarakat secara intensif; dan (4) Mengembangkan pola kerja sama strategis dengan swasta dalam pengelolaan sampah. Kata Kunci : Sampah, Pengelolaan Sampah, Layanan Persampahan Humans are one of the main waste producers in their environment. If the waste managed unproperly, has the potential to cause various problems, such as soil pollution and water pollution, increased greenhouse gases, causing unpleasant odors, reducing aesthetics and decreasing environmental quality. Some of the factors that lead to increased waste generation include increasing population, changes in quality of life and changes in the cultural level of a society. The increasing production of solid waste is not balanced with an increase in the number of infrastructure facilities and waste management personnel, thus causing unoptimal waste management. Evaluation and strategies formulation and advanced policies in waste management are needed. The research location was in Slawi Subdistrict by conducting interviews and questionnaires by collecting data for 100 families and garbage service providers. Data analysis uses descriptive analysis of regulatory, institutional, technical, financial and community participation aspects. From the results of the study, it is known that there have been regulations governing waste management, however, the policies and strategies of the waste management area have not been prepared. The level of solid waste services in Slawi District is low and the level of community participation in moderate waste management. Based on the SWOT analysis of the strategies and policies that can be done in improving solid waste services are: (1) Increasing the coverage of solid waste services through optimization of utilization and procurement of waste infrastructure; (2) Compilation of Implementing Regulation No. Perda. 06 of 2017 and the preparation of the Waste Management System Masterplan as the basis and reference for the implementation of waste management; (3) Intensive socialization of waste management in the implementation of the 3R program for the community; and (4) Develop a pattern of strategic cooperation with the private sector in waste management. Keyword :Waste, Waste Management, Waste Service

    IKLIM MIKRO DI BAWAH TEGAKAN POHON KOMBINASI ANGSANA (PTEROCARPUS INDICUS) DAN GLODOKAN (POLYALTHIA LONGIFOLIA) DI MEDIAN JALAN MAYOR JENDERAL S. PARMAN DI KOTA SAMARINDA

    Get PDF
    Peranan pohon-pohon yang ditanam di median jalan dapat memperbaiki iklim mikro di suatu kota. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik beberapa unsur cuaca (intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan kelembapan udara), menghitung tingkat kebisingan, dan menghitung indeks kenyamanan pada tiga titik berbeda di bawah tajuk dan luar tajuk pohon kombinasi angsana (Pterocarpus indicus) dan glodokan (Polyalthia longifolia) di median Jalan Mayor Jenderal S. Parman, Kota Samarinda. Pengukuran unsur-unsur cuaca dan tingkat kebisingan dilakukan pada tiga waktu pengukuran (pagi pukul 06.00-07.00 WITA; siang pukul 12.00-13.00 WITA; sore pukul 17.00-18.00 WITA) selama 30 hari menggunakan Environment meter dan Lux meter. Intensitas cahaya matahari dan suhu udara rataan di bawah tajuk relatif lebih rendah dibandingkan dengan di luar tajuk pohon di median jalan. Kelembapan udara rataan pada Titik 1 di bawah tajuk dan di luar median jalan tinggi dikarenakan adanya pohon besar yang memiliki kerapatan tajuk yang relatif tinggi. Tingkat kebisingan rataan di Titik 1 di bawah tajuk sebesar 75,6 dB dan di luar tajuk sebesar 76,6 dB, di Titik 2 di bawah tajuk sebesar 76,0 dB dan di luar tajuk sebesar 76,3 dB, dan di Titik 3 di bawah tajuk sebesar 76,0 dB dan di luar tajuk sebesar 75,9 dB. Temperature Humidity Index (THI) pada ketiga titik pengukuran masih tergolong nyaman. Informasi tentang iklim mikro di bawah tajuk pohon-pohon yang ditanam di median jalan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis dan pengelolaan tanaman di median jalan

    The Asean Economic Community (AEC) Reification Pitfall, Forest Fire, and Deep Ecology (An Analysis of Interrelationship between Natural and Human Resources)

    Get PDF
    Human being and living quality of their global community very depends on environmental condition. Then, various policies, regulation managements, law enforcement and technical supervision are conducted in attempts of biological environment conservation.  However, a single market of such the ASEAN Economic Community (AEC) style gives a complex homework in ecological sector. On the Markplus Conference 2015, Hermawan Kartajaya reminded that the single market initiated by the AEC is potentially more dangerous than the AFTA (ASEAN Free Trade Area) and CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement). He stated that if AFTA and CAFTA are concerned only with flow of goods, but MEA covers free flow of goods, people, services and money (capital and investment). Purpose of the writing is actually to show challenges that should be addressed when MEA establishes a single ASEAN market, especially be related to forest fire’s phenomenon. Results of the study showed that forest fire and the single ASEAN market has, consciously or not, created a new myth called rationality of commodity efficiency. Horkheimer and Adorno in their ' enlightenment dialectic' explained that efficiency, in economic, is a principle of market surpassing all kinds of feudal and religious restrictions. Thus, rationality is equated with efficiency. When efficiency is applied in dynamics of capitalist economy, then the entire field of human life is considered a commodity. Consequently, reification is in effect, namely when everything is a commodity so people is no longer enjoying but consuming and consuming without building any social relationships in a real sense. At such nadir, ecological damage is inevitable or it is even considered a reasonable price worth paying. The Law which is essentially an ethical conversation of human beings to produce justice is easily forgotten because of greed. However, all such excesses of reification can be avoided when the law is still pursued progressively, so the law must arrive at radicalism in order to demolish assumptions of law. Thus, it can be concluded that forest should not only be explored for its resources solely according to the reification trap of ASEAN single market, but it must be preserved for future human posterity because of considering the deep ecology. Keywords: forest fire, AEC, deep ecology

    ANALISIS PERENCANAAN RUAS JALAN SRONDOL – SEKARAN KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan yang berfungsi untuk mendukung kegiatan sosial budaya, ekonomi, pendidikan, serta pertahanan dan keamanan dari suatu wilayah. Kota Semarang sudah memiliki jaringan jalan yang menghubungkan pada bagian wilayah kota BWK IV Tembalang, BWK VII (Banyumanik) dan BWK VIII (Gunungpati) belum optimal. Untuk itu guna meningkatkan bangkitan dan tarikan maka perlu perencanaan prasarana jalan yang menghubungkan antara ketiga BWK guna meningkatkan efisiensi pelayanan kota utamanya sektor transportasi serta meningkatkan aktivitas kegiatan di BWK VIII sehingga pembangunan bisa direncanakan secara merata. Dari hasil Analisis didapatkan potensi pergerakan, kondisi prasarana transportasi, potensi dari rencana alternatif trase yang ada terhadap beberapa aspek yang mempengaruhi pembangunanan jalan jembatan tersebut dengan menggunakan metode analisis kajian lapangan secara observasi lapangan. Dari hasil analisis kajian observasi lapangan dan analisis data yang sudah ada menghasilkan gambaran kinerja dari ruas-ruas diwilayah dengan melihat angka derajat kejenuhan yang membutuhkan peningkatan kapasitas dengan membangun ruas-ruas baru untuk menampung atau sebagai alternatif baru yang menghemat waktu perjalanan bagi arus yang lewat selain itu juga menghasilkan urutan prioritas dari beberapa alternatif trase yang ditinjau dari beberapa aspek teknis maupu ekonomi. Sehingga perlu dilakukan beberapa program untuk mendukung pembangunan jalan tembus srondol-sekarang.  Kata kunci: Perencanaan Jalan, Penigkatan Transportasi, Analisis Kajian, transportasi kota Abstract Analysis of the planning of srondol– sekaran road in semarang city. Road is a land transportation infrastructure that plays a very important role in the development of an area. Roads that function to support the socio-cultural, economic, educational activities, as well as the defense and security of an area. The city of Semarang already has a road network that connects to the parts of the city of BWK IV Tembalang, BWK VII (Banyumanik) and BWK VIII (Gunungpati) which is not yet optimal. For this reason, in order to increase the generation and attraction, it is necessary to plan road infrastructure that connects the three BWKs in order to improve the efficiency of city services, especially in the transportation sector, and to increase activities in BWK VIII so that development can be planned evenly. From the analysis results obtained the potential for movement, the condition of transportation infrastructure, the potential of the existing alternative alignment plan on several aspects that affect the construction of the bridge road using the field study analysis method by field observation.From the results of the analysis of the field observation study and analysis of existing data produces a picture of the performance of the sections in the region by looking at the degree of saturation that requires increased capacity by building new sections to accommodate or as a new alternative that saves travel time for current flows other than It also generates priority order from several alternative alternatives in terms of technical aspects and economic aspects. So that it needs to be done several programs to support the construction of Srond-now through-roa
    • …
    corecore